Cybernews.id - Sanggau - Kalbar.
Kondisi Perbatasan RI - Malysia di Entikong, Sanggau, Kalimantan Barat ,terlihat baik -baik saja, akan tetapi dibalik semua itu ternyata ada hal yang cukup meresahkan dirasakan oleh sejumlah pengusaha selama ini.
Adanya pungutan liar ( Pungli ) yang dilakukan oleh salah seorang Oknum anggota Badan Intelijen Strategis ( BAIS ) berinisial Ysf ternyata sudah berlangsung cukup lama, nyaris senyap dan tak terdengar ke public.
Namun seleksi alam pun terbukti, serta perlahan mulai terungkap dengan adanya korban yang diduga dijadikan “tumbal” karena sentimen atau ada hal lain, sehingga si korban dijebloskan kedalam penjara.
Alangkah mirisnya, apabila salah seorang oknum anggota yang diberikan tugas dan tanggungjawabnya melindungi rakyat, namun yang terjadi justeru secara perlahan membuat resah masyarakat yang ada di perbatasan RI - Malaysia tepatnya di Entikong Kabupaten Sanggau - Kalbar.
Identitasnya dalam melakukan tugasnya sebagai anggota Badan Intelejen Strategis ( BAIS ) yang di tugaskan di Entikong Kabupaten Sanggau sebagai pintu gerbang ( perbatasan RI - Malaysia ) diduga justeru digunakannya sebagai alat untuk melakukan hal tercela dengan melakukan permintaan sejumlah uang terhadap beberapa pengusaha yang ada di Entikong. Seperti terjadi belum lama ini terhadap Sp salah seorang pengusaha yang bergerak di bidang jasa transportasi.
Saepul Koordinator Poros Utara Forum Wartawan & LSM Kalbar Indonesia, sangat menyesalkan telah terjadinya dugaan pungli oleh salah satu oknum Anggota Bais dengan inisial Ysf yang bertugas di Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, yang kerap minta uang kepada beberapa pengusaha di perbatasan.
Menurutnya hal ini berdasarkan pengalaman yang dirasakan oleh dirinya serta beberapa orang pengusaha perbatasan, sebagai pengusaha Travel angkutan antar-jemput di daerah perbatasan Kal-Bar.
Menceritakan kepada media dia kerap dimintai sejumlah uang oleh Ysf dengan berbagai alasan diantara nya untuk bayar sewa rumah, belanja makan minum, ada tamu datang dari pusat, dan berbagai alasan lainnya.
Jika terlambat memberikan jatah, sang oknum Ysf mengeluarkan kata yang bernada ancaman dengan berkata " Awas kau nanti "melalui Telpon atau WhatsApp.
Sehingga dengan terpaksa memberikan uang kepada si oknum tersebut secara cash & transfer. "Setiap dia minta, dengan harapan penumpang yang akan numpang di Travel, suatu saat kalau ada supir bawa penumpang tidak diganggu nya seperti travel yang lainnya,” ujarnya.
Berdasarkan informasi dan keterangan yang berhasil dihimpun, oknum tersebut mau bersihkan semua oknum yang bermain melewatkan ( Calon Pekerja Migran Indonesia ( CPMI ) yang masuk secara Nonprosedural baik yang masuk lewat Entikong dan lewat jalan Tikus.
Akan tetapi kenyataannya hingga saat ini masih banyak Calon Pekerja Migran Indonesia ( CPMI ) masuk secara Non-Prosedural baik yang melewati PLBN Entikong dan jalur tikus yang diduga dibekingi oleh beberapa oknum yang ada di Perbatasan.
Selain itu menurut SP menambahkan, oknum Ysf hanya menakuti- nakuti saja akan membersihkan semua oknum yang bermain dan membekingi Pengurus Pekerja Migran Indonesia ( PMI ), namun kenyataanya hingga saat ini tidak ada satupun oknum yang diamankan ataupun di tindak.
"Ysf sendiri yang sok-sok an bersih dari pungli, padahal sangat-sangat kotor," pungkasnya.
Wawan Daly Suwandi Ketua Persatuan Wartawan Kabupaten Sanggau ( PWKS ), yang juga Sekjen Forum Wartawan & LSM Kalbar Indonesia ,saat dimintai keterangannya, menanggapi adanya oknum Badan Intelijen Steategis ( BAIS ) dengan inisial Ysf mengatakan, sudah cukup lama mendengar adanya oknum yang sering minta -minta uang atau setoran terhadap sejumlah pengusaha yang ada di perbatasan. "Bahkan pernah di hubungi oleh oknum Ysf komunikasi melalui telp selular dan kontak Whashapp dengan yang bersangkutan dan mengatakan silahkan buat berita," ungkapnya.
Akan tetapi saat itu menurut Wawan Daly Suwandi belum paham apa yang menjadi masalahnya dan baru sekarang terungkap setelah ada keterangan serta penjelasan dari SP yang merupakan salah seorang korban dari Ysf.
( M.Tasya / red )
« Prev Post
Next Post »