Histori dari Lahir & Berdirinya Perguruan Besar Silat Rajawali Putih

 


Cybernews.id - Kalbar. 

Perguruan Pencak Silat Rajawali Putih diyakini bersumber dari salah satu aliran Silat tradisional yang di kenal dengan Nama Silat Pukul tujuh, Menurut cerita dari Maha Guru R. Soehanda, silat Pukul Tujuh ini berasal dari Kampung Kukup Daerah  Muar di Malaka daerah malaysia Yang Diciptakan oleh Seorang Pendekar yang Bernama Ahmad Atau lebih di kenal dengan Nama Cekgu Mat Padang


Pada suatu ketika berangkatlah dari Sei Pinyuh seorang Pendekar yang bernama Muhammad Yassin yang adalah Murid dari Pu Chau Master Kung Fu dari China Ke muara dan bertemu dengan Cekgu  Mat Padang untuk mempelajari ilmu Silat. Muhammad Yassin berkata kepada Cekgu MAT Padang Bahwa dia datang untuk mencari emas bukan tembaga Mendengar perkataan tersebut oleh  Cekgu Mat Padang dipanggillah Pendekar Badil Murid beliau untuk menunjukan kehebatan Silat Pukul tujuh dan belampas melakukan pertandingan dengan Pendekar Muhammad Yassin yang pada waktu itu Kalah dan Bahkan Cidera oleh kehebatan  Silat Pukul  Tujuh Yang dipergakan oleh Pendekar Badil, Sehingga akhirnya Pendekar Muhammad Yassin Belajar ilmu Silat dengan Cekgu Mat Padang, Bahkan sampai membangun rumah di pinang Selat Malaka


Pulang ke Sei Pinyuh Pendekar Muhammad Yassin belampas yang artinya bertanding dengan pendekar Abdul Mutalib bin Haji Muhammad Saleh  yang berasal dari daerah Purun, Pendekar Muhammad Yassin menang dalam ilmu Silat tetapi mengakui kalah dalam hal ilmu bathin dngan pendekar Abdul Muthalib, akhirnya kedua Pendekar tersebut setuju untuk saling bertukar kelebihan ilmu masing masing dan dari pertukaran ilmu tersebut terciptalah apa yang di sebut,  Sendeng Pukul Tujuh, Turunan dari Silat Pukul Tujuh Cekgu Mat Padang

Silat Sendeng Pukul  Tujuh ini akhirnya berkembang dengan Pesat di Kalimantan-Barat dan Daerah-daerah lainnya seperti, kab. Sanggau, kab. Sekadau, kab. Sintang, kab. Kapuas Hulu, kab. Ketapang, Pemangkat, kabupaten Sambas, kabupaten  Bengkayang, dan dikota lain. Kabupaten Garut dan Surabaya

dan luar negeri seperti Belanda, serta banyak menghasilkan Pendekar-pendekar Silat yang Terkenal.

Dalam perkembangan Silat Sendeng Pukul  Tujuh sebagaimana Silat Silat Tradisional Lainnya banyak mengalami  Distorsi dari bias penyimpangan dalam 

Keasliannya terutama dalam keseragaman teknik dan bentuk dasar  gerakannya, hal ini mungkin disebabkan cara pengajaran yg masih cenderung bersifat rahasia dan belum dilakukan metode pengajaran yang sistimatis serta terukur R. Soehanda salam takzim selaku Maha guru Perguruan Silat Rajawali Putih ucapnya mengawali cerita sejarah Rajawali Putih yang 

Berkat perjuangan saya dan para sesepuh diperguruan Silat Rajawali Putih untuk mengembangkan sayap Ralawali putih di Bumi Kalimantan-Barat maka perguruan ini sekarang sudah berkembang pesat  dan menyebar sampai ke Daerah dan kota lainnya.


Pada tahun 1970 perguruan ini sudah ada, Maha guru R. Soehanda, Usman Umar, R.Suryadi Endang Sobur Maman kahar, M Said Senol, Aca Aming dan lain lainnya mendirikan Perguruan Silat yang di beri nama " Rajawali Putih " dan untuk pertama kali nya Ketua Umum Perguruan Silat Rajawali Putih dipercayakan kepada Ayahnda saya (Alm) R Suryadi yang menyerahkan langsung secara turun-temurun kepada Maha guru Rajawali Putih R. Suhanda pada tahun 1974 sampai saat ini dengan berdirinya perguruan Pencak Silat Rajawali putih, maka Silat Sendeng Pukul Tujuh semakin berkembang luas di Kalimantan Barat

Sesuai dengan namanya, Perguruan Silat Rajawali Putih Menggunakan simbol/lambang  Burung Rajawali Putih yang melambangkan  kesetian dan Kejujuran juga setiap anggotanya insa allah  menjadi insan yang  dapat dipercaya untuk ketabahannya juga Kesabaran dan mempunyai sifat "Pantang  menyerah" Keberanian kewaspadaan, cerdas kemandirian dan  bertanggung jawab terampil berjiwa besar "Keperkasaan  yang teruji juga terbukti mempunyai jiwa dan  kebijaksanaan adil dan berbudi luhur juga kesucian Berakhlak mulia dan tawadu rendah hati.

Pada beberapa kali kesempatan Maha  guru R Suhanda Mengatakan Pengartian"Rajawali" adalah Raja para wali Karena menurut beliau, silat Rajawali Putih  bukan  Semata mata hanya sekedar seni bela diri saja, tetapi juga mengandung nilai spiritual, agar manusia dapat lebih memahami dan mengerti siapa sebenarnya dirinya di hadapan Allah Suhanda (Mahaguru red) juga mengatakan bahwa pengertian Silat tujuh mengandung makna tujuh anggota  tubuh yang menyentuh lantai pada saat melaksanakan Sholat dan silat  tujuh juga mengandung makna tujuh ayat di dalam Surah Al- Fatihah,

sehingga pada tingkatan yang sangat sempurna Pada saat seorang Pendekar Silat Rajawali Putih. Melakukan gerakan silatnya maka pada Hakekatnya Sama dengan berzikir  walaupun tidak dengan kata kata Tetapi dengan Gerak Silat.

Selain sebagai ilmu beladiri, didalam Silat Rajawali Putih terdapat juga Ilmu Pengobatan dan Ilmu Pernapasan yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh, Dengan demikian seni Beladiri Pencak Silat Rajawali Putih, bukan sebagai jalan atau cara untuk merusak dan membunuh akan tetapi sebagai jalan atau cara untuk melindungi dan memelihara kehidupan serta untuk lebih mendekatkan diri Kepada Sang Khalik Allah Swt.

Perguruan Silat "Rajawali Putih" sangat menjaga dan  menjunjung tinggi Nilai nilai dan semangat persaudaraan, oleh karenanya di dalam Perguruan Silat Rajawali Putih selain seorang murid belajar/berlatih Technik seni beladiri  harus dan wajib mengikuti suatu tradisi agar dapat dikategorikan sebagai (Murid Dalam red), Yang dikenal dengan  istilah 

"Matikan Pukulan" 

Dengan telah mengikuti Proses Matikan Pukul, seorang Murid sudah SAH merupakan bagian yang tidak terpisah lagi dengan perguruan baik secara Lahir maupun

Bhathin tak Lepas dari  

Janji Pendekar :


1. Patuh atas Segala peraturan dalam Perguruan

2. Hormat dan Mempercayai sesama Pendekar

3. Menjunjung Tinggi Nama Perguruan

4. Mempertinggi budi Pekerti

        Sebaga Pendekar

5. Bersikap Sopan baik di dalam Maupun di luar perguruan.

Histori atau Sejarah Filsafat Perguruan Silat Rajawali Putih  (Kalimantan Barat)

Salam Takzim ke Mahaguru

R Soehanda ( T-9 Kabut Borneo / Mita  ) 

Previous
« Prev Post