Cybernews.id.sintang(Kalbar)
Bupati Sintang, dr. Jarot Winarno, M.Med.PH membuka acara diskusi semi-formal tim Kalimantan Forest Project di Meeting Room My Home Hotel, Rabu (22/05/2019).
Kegiatan diskusi (focus Group discussion/FGD) ini membahas tentang hasil identifikasi kawasan konservasi tinggi –high conservation value forest. Bahasan ini akan menjadi bahan dalam menyusun baseline hutan di area penggunaan lain (APL) di Kabupaten Sintang. Kegiatan ini mengusung tema, ‘strengthening forest areas planning and management in Kalimantan’.
“Ini kan Kalfor proyek, Kalimantan forest project. Maksud dan tujuannya itu untuk memperkuat kawasan hutan di luar kawasan hutan, misalnya yang ada di APL,” kata dr. Jarot.”yang sudah teridentifikasi di Sintang ini masih ada sekitar 50.000 hektar area HVCF yang ada non kawasan konservasi, kawasan ini haruslah tetap kita jaga,” tambahnya.
Menurut dr. Jarot pekerjaan rumah untuk menjaga area konservasi diluar kawasan hutan bukanlah pekerjaan yang mudah. Pemerintah dan pihak terkait harus menyeimbangkan program antara upaya menjaga hutannya dengan pertumbuhan kemampuan ekonomi masyarakat, selain itu juga mesti sesuai dengan adat budaya setempat.
“Lalu muncullah project ini, dengan tujuan untuk menjaga kawasan hutan yang ada di luar kawasan hutan. Salah satu kabupaten tempat dilaksanakan project ini adalah Sintang,” ujarnya lagi. “Dalam hal ini pemerintah daerah mendukung penuh proyek ini ni supaya hutan kita di Sintang tetap Lestari,” pungkasnya.
Kepala dinas kehutanan Kalbar, Marius Marcellus, Tj, SH, MM menyampaikan bahwa pembangunan-pembangunan di masa yang akan datang berbasis dari aktivitas hutan. Hal ini harus sejalan dengan peningkatan upaya-upaya pemberdayaan masyarakat berbasis hasil hutan non kayu, seperti madu dan obat-obatan.
“semoga kedepan kita semakin giat untuk menjaga alam yang sudah diberikan Tuhan kepada kita,” kata Marius. “lewat Kalimantan forest project ini kita mau menjaga dan mengupayakan pemberdayaan masyarakat untuk menjaga hutan hutan yang berada di luar zona kawasan hutan yang telah ditetapkan,” katanya lagi.
“hasil fgd ini akan menjadi bagian dari baseline yang akan kita gunakan untuk pemetaan area HCVF-HCVF yang ada di di Sintang,” tutup Marius.
Tampak hadir dalam kegiatna tersebut perwakilan UNDP untuk Indonesia, perwakilan Dinas pertanian dan Perkebunan Kabupaten Sintang, Bappeda Kabupaten Sintang dan sejumlah tokoh masyarakat yang bergerak di bidang lingkungan.
(Hum/Mita)
Previous
« Prev Post
« Prev Post
Next
Next Post »
Next Post »