Sekda Sintang Tinjau Pengolahan Pupuk Kompos Di Kelurahan Akcaya .



Cybernews.id - Sintang - Kalbar .
Sekretaris Daerah Kabupaten Sintang Dra. Yosepha Hasnah, M. Si meninjau lokasi pengolahan pupuk kompos milik Bruder Petrus Van Hoof, SMM di Jemelak Kelurahan Akcaya Kecamatan Sintang pada Senin, 10 Agustus 2020. Turut mendampingi kunjungan tersebut, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Kabupaten Sintang Syarief Yasser Arafat, Camat Sintang Siti Musrikah, 16 Lurah dan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Se Kecamatan Sintang. 

Kunjungan tersebut dilaksanakan dalam rangka belajar tentang pengolahan sampah organic menjadi kompos sebagai upaya untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat kelurahan dan sebagai salah satu upaya mengatasi permasalahan sampah di Kecamatan Sintang. 

Sekretaris Daerah Kabupaten Sintang Yosepha Hasnah menyampaikan bahwa Pemkab Sintang sangat mendukung masyarakat yang berkarya dalam mengatasi persoalan sampah dengan mengubah sampah menjadi sesuatu yang berguna seperti dalam bentuk pupuk kompos. “dan salah satu masyarakat yang sudah melakukan hal ini adalah Bruder Petrus Van Hoof, SMM. Makanya kita hari ini bersama Camat Sintang, lurah dan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat yang ada dikelurahan datang kesini untuk menambah wawasan tentang cara dan upaya mengolah sampah organik menjadi pupuk kompos” terang Yosepha Hasnah. 

“lurah kita mau belajar tentang cara membuat pupuk kompos. Kita kan sangat banyak sampah bahkan sudah menjadi masalah di perkotaan. Nah, ke depan Lurah dan LPM yang ada akan berupaya agar masyarakat atau rumah tangga bisa langsung memisahkan sampah plastik dan organik.  Nanti ke depan akan ada kerjasama dengan Bruder Pit dalam mengolah sampah menjadi pupuk kompos. Bruder siap menerima sampah. Setelah pupuk jadi, kelurahan bisa mengambil pupuk ke sini. Tentu ada hal-hal yang harus dibahas dan disepakati. Kita ingin sekali memanfaatkan sampah yang sangat banyak menjadi sesuatu yang berguna seperti menjadi pupuk kompos” terang Yosepha Hasnah.

Siti Musrikah Camat Sintang menjelaskan bahwa sampah di Kecamatan Sintang saat ini sudah menjadi persoalan yang cukup serius.  “sampah di Kecamatan Sintang mulai menimbulkan masalah yang serius yang disebabkan oleh jumla TPS yang sedikit, jumlah produksi sampah yang setiap hari terus bertambah. Maka kami bersama lurah yang ada ingin belajar mengola sampah menjadi pupuk kompos dan yang punya ilmu itu yang kami tahu itu adalah Bruder Petrus Van Hoof, SMM. Beliau ini kami ketahui memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam mengubah sampah menjadi kompos sehingga kami bawa para lurah dan LPM yang ada untuk menambah wawasan ke sini” terang Siti Musrikah.

“saat ini di kelurahan itu ada dana alokasi umum. Sehingga kami berharap, kelurahan bisa memanfaatkan dana tambahan DAU ini untuk mengolah sampah secara mandiri. Yang pada akhirnya justru ada pemberdayaan ekonomi kalau sampah rumah tangga diolah menjadi kompos menghasilkan uang, menciptakan lapangan pekerjaan, dan kota kita akan mampu mengurangi persoalan sampah. Hal utama yang dilakukan adalah warga sintang sudah harus memilah sampah sebelum membuangnya ke tempat pembuangan sampah. Sampah plastik, kertas dan rumah tangga atau organik di pilah dengan baik. Tadi kami sudah melihat secara langsung proses pengolahan sampah dari awal sampai menjadi pupuk kompos dan bisa dijual. Saya sudah pesan, kalau lurah dan LPM ingin belajar secara lebih mendalam, silakan datang sendiri ke sini” tambah Siti Musrikah

Bruder Petrus Van Hoof, SMM menjelaskan bahwa pihaknya sudah menghasilkan 52 kubik sampah atau setara dengan 1.500 karung pupuk kompos dalam sekitar 7 bulan ini. “jadi kalau dibagi dalam 7 bulan, maka kami sudah menghasilkan rata-rata sekitar 50 karung pupuk kompos dalam sebulan. Satu karung yang setara dengan 30 liter dihargai 25 ribu. Kami siap dengan tenaga kerja, peralatan dan cara pengolahan yang baik” terang Bruder Petrus Van Hoof, SMM. 

“kami siap menampung sampah organik dalam jumlah besar. Saya juga mengharapkan di pasar sayur, bisa disediakan kontoiner khusus sampah organik. Atau paling tidak sudah di pisah-pisah sampahnya. Pupuk kompos yang kami olah, setelah jadi. Kami selalu cek PH nya. Kami ada alat untuk cek PH, kalau belum bagus untuk tanaman, kami akan berikan kapur. Kayu, ranting dan daun juga bisa kami olah menjadi pupuk kompos. Siapa tau pas ada pemangkasan pohon, kami siap tampung untuk diolah menjadi kompos” terang Bruder Petrus Van Hoof, SMM
           ( Hms Pemkab / Mit)

Previous
« Prev Post